Menyiapkan makanan bagi diri sendiri dan keluarga selalu diupayakan hasil terbaik, aman dan bersih agar terhindar dari resiko sakit. Ketika semua usaha telah dilakukan semaksimal mungkin, rupanya bahaya kesehatan justru bersumber dari material peralatan masak yang sering dianggap baik-baik saja.
Pernyataan tersebut seolah jadi kekhawatiran besar, apakah harus berhenti memasak? tentu saja tidak, Sahabat sehat dapat melakukan upaya pencegahan dengan memahami material alat masak yang harus dihindari dan meminimalisir penggunaanya saat proses memasak.
Daftar Isi
5 Material Alat Masak Yang Harus Dihindari
Tak dapat dipungkiri peralatan masak sangat dibutuhkan untuk menghasilkan makanan sesuai keinginan. Seringkali kita hanya berfokus pada tujuan penggunaan daripada mempertimbangkan keamanan material bahan yang tersemat dalam alat masak. Berikut beberapa material bahan kimia alat masak yang sebagiknya dihindari.
1. Politetrafloroetilena (PTFE)
Satu dari jenis polimer termoplastik sederhana terdiri dari karbon dan fluor, PTFE dahulu banyak digunakan sebagai pelapis permukaan peralatan masak seperti panci anti-lengket. PTFE sebelumnya telah menjadi pelapis kabel karena dielektrik yang baik. Titik lebur tinggi yakni 327oC menjadi alasan utama disematkan pada peralatan masak tanpa mengetahui efek samping jangka panjang.
PTFE lebih dikenal dengan sebutan teflon, ternyata menghasilkan gas beracun yang menimbulkan gangguan pernapasan bila terhirup, gangguan darah, sakit kepala, radang tenggorokan, batuk hingga demam, gejalanya mirip flu namun sering tak disadari.
2. Perfluorooctanoic Acid (PFOA)
PFOA tergolong dalam senyawa fluoride yang umumnya bersifat toksik, ketika terhirup dan masuk dalam sistem pernafasan memicu gangguan tiroid. PFOA menguap diakibatkan asap proses memasak ketika menggunakan panci bermaterial tersebut.
Beberapa kasus PFOA jadi pemicu ketidaksuburan akibat gangguan hormon. Parahnya lagi, serangkaian penelitian menyatakan bahwa PFOA menyebabkan cacat lahir. Saat lapisan PFOA terurai dalam masakan, dapat dikatakan makanan tersebut beresiko tinggi memiliki efek karsinogen penyebab kemunculan sel kanker.
3. Polivinil Kloria (PVC)
PVC telah lama dikenal sebagai senyawa vinil klorida penyebab kasus kanker bagi manusia. Sayangnya, hingga kini PVC kerap digunakan sebagai bahan utama pembuatan plastik dan bungkus makanan karena dinilai ekonomis. Solusinya, anda dapat langsung memindahkan makanan yang dibungkus dengan plastik ke wadah lebih aman seperti piring, mangkuk, box khusus makanan dan lainnya.
4. Ftalat
Flatat merupakan senyawa kimia digunakan sebagai plasticizer agar fleksible dan perkuat ketahanan pada polimer PVC. Penggunaan ftalat pada produk minuman kemasan plastik rupanya menimbulkan masalah kesehatan bila digunakan berulang kali. Efek samping buruk diantaranya, gangguan pernapasan, gangguan masa pertumbuhan anak dan tak ramah lingkungan. Jangan gunakan kembali botol kemasan plastik setelah habis digunakan sekali.
5. Bisphenol A (BPA)
Digadang sebagai bahan dasar plastik dan resin, dalam beberapa tahun kemunculannya, terlayang kasus mengejutkan akibat penggunaan BPA, yakni timbulnya beberapa penyakit dan cacat lahir. Bisphenol A merupakan senyawa sintesis organik dalam kelompok difenilmetana dan bisphenol yang banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan botol minum. Ketika berada pada suhu tinggi akan menyebabkan perpindahan zat karsinogen ke dalam makanan atau minuman.
Secara tak sadar, dari beberapa material bahan kimia diatas mungkin salah satunya pernah Sahabat sehat miliki. Mulai saat ini, perhatikan kandungan material sebelum membeli produk peralatan dapur agar anda dan keluarga terhindar dari pengaruh buruk zat kimia.
Cerdas pilah-pilih material alat masak yang harus dihindari merupakan tindakan paling tepat. Di SESA, kami hadirkan alat memasak aman, bebas bahan kimia dan bergaransi hanya untuk Anda!
Referensi: Popmama
Gambar dari Greenpan.id