fbpx
Skip to content
Home » Blog » Perbedaan Daging Ayam Kampung dan Ayam Broiler

Perbedaan Daging Ayam Kampung dan Ayam Broiler

daging ayam kampung

Pada dasarnya perbedaan daging ayam kampung dan broiler dapat dilihat dari beberapa aspek. Baik itu tekstur daging, warna, kulit, kandungan nutrisi hingga ukuran daging. Namun sebelum itu, apakah Sahabat Sehat tahu mengapa kedua ayam itu berbeda kualitasnya?

Ya, ayam broiler merupakan salah satu ras yang dikenal dengan pertumbuhannya. Ayam ini bisa menghasilkan daging hanya dalam kurung waktu 5-7 minggu saja. Kecepatan pertumbuhannya jauh lebih cepat dibandingkan ayam kampung yang dibesarkan dengan cara alami.

Kecepatan pertumbuhan ini jadi salah satu perbedaan yang harus Sahabat Sehat ketahui. Karena ayam broiler cepat tumbuhnya, bukan berarti ayam ini memiliki daging yang kecil. Bahkan ketika dilihat dari ukurannya, daging broiler tidak jauh berbeda dengan daging ayam kampung.

Jika Sahabat Sehat pergi ke pasar, pasti ada beberapa penjual ayam potong di sana. Ayam yang digunakan adalah jenis broiler sehingga bisa dilihat ukurannya lumayan besar. Sahabat Sehat bisa lebih memahami kedua ras ayam ini dengan mengetahui perbedaan-perbedaannya.

BELANJA SEKARANG AYAM POTONG ORGANIK SEGAR DI SESA.ID

5 Perbedaan Daging Ayam Kampung dan Broiler

Seperti yang dibahas sebelumnya, perbedaan ini dilihat dari tekstur, warna, kandungan nutrisi, ukuran daging, harga dan bentuk tubuhnya. Kulit ayam juga jadi salah satu perbedaan yang harus diperhatikan. Untuk lebih jelasnya, berikut kelima perbedaan ayam kampung dan ayam broiler.

BACA JUGA: Ayam Organik dan 17 Manfaatnya untuk Kesehatan Tubuh

  1. Warna Daging

Jika dilihat dari warnanya, daging ayam broiler dan ayam kampung berbeda. Ayam kampung lebih menampilkan warna daging yang lebih gelap. Sedangkan ayam broiler memiliki daging dengan penampilan yang lebih cerah dan pucat karena perbedaan haemoglobin.

Kandungan haemoglobin menandakan seberapa tinggi zat besi daging ayam tersebut. Daging ayam kampung lebih gelap karena kandungan zat besinya tinggi. Ayam broiler memiliki zat besi yang kecil karena cara perkembangbiakannya terlalu dipaksakan.

Ayam Kampung Natural

Ayam Kampung

  1. Tekstur Daging

Lalu untuk tekstur dagingnya, ayam broiler lebih keras, empuk dan tebal dibandingkan ayam kampung. Sedangkan ayam kampung, tekstur dagingnya lebih alot dibandingkan broiler. Dua jenis ras ayam ini pada dasarnya bisa memiliki tekstur sama jika perkembangbiakannya sama.

Karena lebih alot, daging ayam kampung harus dimasak lebih lama agar matang sempurna. Rasa dagingnya jauh lebih gurih dibandingkan ayam broiler. Bahkan jika digunakan untuk sop, soto, gulai, opor dan sejenisnya, ayam kampung dirasa lebih cocok dibandingkan broiler.

  1. Kandungan Nutrisi

Berdasarkan data riset, setiap 100 gr ayam broiler memiliki 14,7 gram lemak, 38 gram protein dan 295 kkal energi. Lalu ayam kampung, dagingnya memiliki total 9 gram lemak, 37,9 gram protein dan 246 kkal energi untuk 100 gram daging.

Alasan mengapa lemak ayam broiler lebih tinggi adalah terjadinya penyuntikan hormon saat di peternakan. Namun tetap saja, daging ayam kampung lebih nikmat karena gurih dan alot. Kandungan zat besinya juga sangat tinggi sehingga kaya akan nutrisi.

BACA JUGA: 3 Cara Masak Ayam Sehat Selain Digoreng

  1. Ukuran Daging

Jika sahabat melihat ukuran daging ayamnya, broiler tentunya jauh lebih berisi dibandingkan ayam kampung. Ayam broiler memang dikembangbiakkan untuk dijual dagingnya. Ukuran dari dagingnya tentu harus berisi agar bisa menarik lebih banyak konsumen.

Berbeda dengan ayam kampung yang dipelihara sebagai hewan peliharaan. Meskipun daging ayam kampung kecil, namun tetap saja rasanya tetap enak. Ayam broiler kalah jauh dari ayam kampung karena rasa dagingnya berbeda meski ukurannya lebih besar broiler.

  1. Bentuk Tubuh

Alasan mengapa daging ayam broiler lebih berisi, bisa dilihat dari bentuk tubuhnya. Postur tubuh ayam broiler lebih kecil, namun semua itu berisi daging. Sedangkan ayam kampung, memiliki postur tubuh yang lebih gagah dan ramping dibandingkan ayam broiler.

Daging ayam broiler tidak hanya di bagian tubuhnya saja melainkan juga di bagian dada. Di area dada ayam broiler terdapat tonjolan daging yang lumayan besar. Oleh sebab itu, ayam ini sangat berisi karena semua bagian tubuhnya berisi daging dengan tulang yang kecil.

Berapa Harga Jual Daging Ayam Kampung?

Karena memiliki spesifikasi yang berbeda, tentu kedua ayam ini ditawar dengan harga berbeda. Ayam kampung biasanya memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan ayam broiler. Penyebab utamanya karena ayam kampung dipelihara sejak kecil sampai besar di alam bebas.

Berbeda dengan ayam broiler yang diternakkan untuk urusan bisnis dan komersial. Untuk dapat mengetahui harganya, Sahabat Sehat bisa melihat ukuran kedua daging ayam tersebut. Semakin besar daging ayamnya, maka semakin mahal harga jualnya di pasaran.

Khusus untuk daging ayam broiler, harga jual biasanya tidak sampai tembus 200 ribu per ekornya. Sedangkan ayam kampung, harga jualnya bisa mencapai 200 lebih tergantung ukuran dagingnya. Selain harga, sahabat juga bisa mencari ayam broiler di pasaran karena dijual bebas.

Berbeda dengan ayam kampung yang tempat jualnya hanya di beberapa tempat saja. Sahabat Sehat sudah bisa mengetahui perbedaan antara daging ayam boiler dan daging ayam kampung jadi dalam membeli sebaiknya dalam keadaan segar dan sudah dipotong kecil-kecil.