Sistem imun (kekebalan) tubuh terdiri dari struktur kompleks organ, sel dan protein yang melawan infeksi (mikroba). Sistem kekebalan merekam setiap mikroba yang pernah dikalahkannya, dalam bentuk sel darah putih (limfosit B dan limfosit T) yang dikenal sebagai sel memori.
Artinya sel tersebut dapat mengenali dan menghancurkan mikroba dengan cepat jika masuk ke dalam tubuh lagi, sebelum berkembang biak dan membuat kita merasa sakit.
Beberapa infeksi, seperti flu dan pilek, harus dilawan berkali-kali karena begitu banyak virus atau galur yang berbeda dari jenis virus yang sama dapat menyebabkan penyakit ini. Terjangkit pilek atau flu dari satu virus tidak memberi kekebalan terhadap virus yang lain.
BACA JUGA: Cek Suplemen Vitamin D3 yang Bagus Untuk Menjaga Imunitas Tubuh
Daftar Isi
Bagian utama kekebalan tubuh
Terdapat dua bagian utama dari sistem kekebalan tubuh yang saling bekerja sama, yaitu:
Sistem kekebalan bawaan, yang dibawa sejak lahir
Sistem kekebalan ini yang pertama cepat merespon ketika menemukan penyerang asing. Sistem ini terdiri dari kulit, kornea mata, dan selaput lendir yang melapisi saluran pernapasan, pencernaan, dan genitourinari.
Penghalang fisik ini berperan untuk membantu melindungi tubuh anak. Organ ini juga melindungi dari kuman berbahaya, parasit (seperti cacing), atau sel (seperti kanker).
Sistem kekebalan bawaan ini akan diturunkan dan mulai aktif sejak anak lahir. Sel-sel sistem kekebalan ini mengelilingi dan menutupi penyerang. Penyerang dibunuh di dalam sel sistem kekebalan (disebut fagosit).
Sistem imun adaptif
Sistem yang dikembangkan ketika tubuh terkena mikroba atau bahan kimia yang dilepaskan oleh mikroba. Dengan bantuan dari sistem bawaan, membuat protein khusus (disebut antibodi) untuk melindungi tubuh dari penyerang tertentu.
Antibodi ini dikembangkan oleh sel yang disebut limfosit B setelah tubuh terpapar penyerang. Diperlukan beberapa hari untuk membentuk antibodi.
Tetapi setelah paparan pertama, sistem kekebalan akan mengenali penyerang dan bertahan melawannya. Imunisasi melatih sistem kekebalan anak untuk membuat antibodi dalam melindungi tubuh dari penyakit berbahaya.
Sel-sel dari kedua bagian sistem kekebalan dibuat di berbagai organ tubuh, termasuk:
- Adenoid. Dua kelenjar yang terletak di bagian belakang saluran hidung.
- Sumsum tulang. Jaringan lunak dan kenyal yang ditemukan di rongga tulang.
- Kelenjar getah bening. Organ kecil berbentuk seperti kacang, yang terletak di seluruh tubuh dan terhubung melalui pembuluh limfatik.
- Pembuluh limfatik. Jaringan saluran di seluruh tubuh yang membawa limfosit ke organ limfoid dan aliran darah.
- Patch Peyer. Jaringan limfoid di usus kecil.
- Limpa. Organ seukuran kepalan tangan yang terletak di rongga perut (abdominal).
- Timus. Dua lobus yang bergabung di depan tenggorokan (trakea) di belakang tulang dada.
- Amandel. Dua massa oval di belakang tenggorokan.
Paket Immune Kit
Struktur sistem kekebebalan tubuh
Sel darah putih
Sel darah putih adalah kunci dalam sistem kekebalan tubuhyang dibuat di sumsum tulang dan merupakan bagian dari sistem limfatik. Sel darah putih bergerak melalui darah dan jaringan di seluruh tubuh, mencari penyerang asing (mikroba) seperti bakteri, virus, parasit dan jamur.
Ketika ditemukan, sel darah putih akan meluncurkan serangan kekebalan. Sel darah putih termasuk limfosit (seperti sel B, sel T dan sel pembunuh alami), serta banyak jenis sel kekebalan lainnya.
BACA JUGA: Benarkah Superfood Bisa Meningkatkan Imun untuk Anak?
Antibodi
Antibodi membantu tubuh untuk melawan mikroba atau toksin (racun) yang dihasilkannya. Mereka melakukan ini dengan mengenali zat yang disebut antigen pada permukaan mikroba atau bahan kimia yang mereka hasilkan.
Mikroba atau toksin ini kemudian ditandai sebagai benda asing. Antibodi kemudian menandai antigen ini untuk dihancurkan. Terdapat banyak sel, protein dan bahan kimia yang terlibat dalam serangan ini.
Paket Super Immune Kids Booster
Sistem komplemen
Sistem komplemen terdiri dari protein yang tindakannya melengkapi pekerjaan yang dilakukan oleh antibodi.
Sistem limfatik
Sistem limfatik adalah jaringan tabung halus di seluruh tubuh. Peran utama sistem limfatik adalah:
- Mengatur kadar cairan dalam tubuh
- Bereaksi terhadap bakteri
- Mengatasi sel kanker
- Menangani sel yang berisiko mengakibatkan penyakit atau gangguan
- Menyerap sebagian lemak dalam makanan dari usus.
Sistem limfatik terdiri dari:
- Kelenjar getah bening – berperan menjebak mikroba
- Pembuluh getah bening – tabung yang membawa getah bening yaitu cairan tidak berwarna yang membasahi jaringan tubuh dan mengandung sel darah putih yang melawan infeksi
- Sel darah putih (limfosit)
Limpa
Limpa adalah organ penyaringan darah yang menghilangkan mikroba dan menghancurkan sel darah merah tua atau rusak. Fungsinya juga termasuk membuat komponen melawan penyakit dari sistem kekebalan tubuh (termasuk antibodi dan limfosit).
Sumsum tulang
Sumsum tulang adalah jaringan spons yang ditemukan di dalam tulang. Sumsum tulang menghasilkan sel darah merah yang dibutuhkan tubuh kita untuk membawa oksigen, sel darah putih yang digunakan untuk melawan infeksi, dan trombosit yang dibutuhkan untuk membantu pembekuan darah.
Timus
Timus menyaring dan memantau kandungan darah. Timus berperan dalam menghasilkan sel darah putih yang disebut T-limfosit.
Seperti halnya sistem kekebalan, tubuh memiliki beberapa cara lain untuk mempertahankan diri terhadap serangan mikroba, termasuk:
- Kulit – penghalang tahan air yang mengeluarkan minyak dengan sifat membunuh bakteri
- Paru-paru – lendir di paru-paru (dahak) menjebak partikel asing dan rambut-rambut kecil (silia) mengayunkan lendir ke atas sehingga bisa dikeluarkan
- Saluran pencernaan – lapisan mukosa mengandung antibodi dan asam di perut dapat membunuh sebagian besar mikroba
- Pertahanan lain – cairan tubuh seperti minyak kulit, air liur dan air mata mengandung enzim anti-bakteri yang membantu mengurangi risiko infeksi. Pembilasan saluran kemih dan usus secara konstan juga membantu melindungi tubuh.
Penyakit pada sistem kekebalan tubuh
Sistem kekebalan terkadang bersifat terlalu aktif, namun terkadang pula dapat berperan kurang aktif. Aktivitas sistem kekebalan tubuh yang berlebihan dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk:
- Penyakit alergi – jika sistem kekebalan membuat respon yang terlalu kuat terhadap alergen. Penyakit alergi sangat umum, beberapa diantaranya termasuk:
Alergi terhadap makanan, obat-obatan atau serangga yang menyengat
Anafilaksis (alergi yang mengancam jiwa)
Hay fever (alergi rinitis)
Penyakit sinus
Asma
Gatal-gatal (urtikaria)
Dermatitis
Eczema
- Penyakit autoimun – jika sistem kekebalan memberikan respon terhadap komponen normal tubuh. Penyakit autoimun berkisar dari yang umum hingga yang jarang, termasuk:
Multiple sklerosis
Penyakit tiroid autoimun
Diabetes tipe 1
Lupus eritematosus sistemik
Artritis reumatoid
Vaskulitis sistemik
Karakterestik imunodefisiensi
Kurangnya aktivitas sistem kekebalan, juga disebut imunodefisiensi, memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Diturunkan – contoh kondisi ini termasuk penyakit imunodefisiensi primer seperti common variable immunodeficiency (CVID), x-linked severe combined immunodeficiency (SCID), dan defisiensi komplemen
- Timbul sebagai akibat dari perawatan medis – hal ini dapat terjadi karena obat-obatan seperti kortikosteroid atau kemoterapi
- Disebabkan oleh penyakit lain – seperti HIV/AIDS atau jenis kanker tertentu.
Sistem kekebalan yang kurang aktif tidak berfungsi dengan benar dan membuat orang rentan terhadap infeksi. Kondisi ini dapat mengancam nyawa dalam kasus yang parah.
Orang yang telah menjalani transplantasi organ memerlukan pengobatan imunosupresi untuk mencegah tubuh menyerang organ yang ditransplantasikan.
https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/the-immune-system
https://www.betterhealth.vic.gov.au/node/1342
Sumber gambar :
Sesa.id
unsplash.com